Friday, January 23, 2009

girls' talk

jadi terharu baca berita ini. gentlemanly behaviour. mmm.. pasti akan kurindukan.

habis ngobrol sama temen. biasaaaaaa, girls' talk. kami sependapat kalo perbuatan-perbuatan kecil seperti: bukain pintu, kasih jalan, ngalah, nganterin pulang, nemenin jalan ke halte bus, TANPA PAKAI DIMINTA dan ATAS KEMAUAN SENDIRI, itu sangatlah menyenangkan hati kami dan yang terpenting, perbuatan seperti itu tuh manly banget.

di Indonesia? kalo nggak salah hitung, jari satu tangan nggak habis buat menghitung orang2 yang aku tahu (yang laki2 tentunya) yang punya perilaku begini. sepanjang ngobrol beberapa kali kami jatuh heran. Indonesia itu kan mayoritas muslim ya,dimana diajarkan posisi perempuan untuk dilindungi dan dihormati. tapi... kok?

(tiba2 kami malah sama2 menghela napas... "pasti ntar dijawabnya, kalo mau dihormati dan dilindungi itu ya harusnya........" lah, semua2 kok pake syarat? there's no free lunch, indeed, tapi apa salahnya kadang2 memberikan sebagian lunch kita atau mbeliin orang lain lunch-sehingga-ada-free-lunch-untuknya.)

hmm... bocoran hasil girls' talk kali ini....
  1. kalo pergi bareng, pulangnya mbok ya dianterin. apalagi kalo malem. dipikirnya pulang malem sendirian itu nyaman po? ditolak nganter? aaaah.. basa-basi. anterin aja. biasanya yang suka 'diperlakukan' kayak begini nih yang posisinya 'cuma temen'. coba kalo sama kecengan. blah. nggak minta dijemput aja, pasti dijemput2. 'cuma temen' sama kecengan pentingan mana sih? sepertinya memang lebih penting kecengan. *sigh*
  2. kalo pergi naik mobil bareng atau masuk kemanapun yang ada pintunya (kecuali masuk toilet); ya pintunya dibukain gitu. menyenangkan hati orang lain, apa beratnya sih?
  3. respect.. respect.. respect.. ^_^
  4. woi, kalo nyebrang jalan, ya cari posisi. jangan ninggal kabur, apalagi malah dalam posisi 'berlindung'.
  5. bercanda sangat dianjurkan, tapi kalo cruel; mending nggak usah ngomong deh.
  6. dst....
contoh kasus:
pernah, suatu kali aku nggotong barang lumayan berat.
ditawarin: "sini, aku bawain barangnya."
"nggak usah, makasih, ini berat." --> basa-basi; lalu:

a.) 'oh ya udah.' dan jalan melenggang kangkung. besok2nya bilang:"kemaren mau ditolongin nggak mau."

b.) nggak banyak omong, langsung diambil alih aja barangnya.

nah. tuh. yang manakah dirimu?

jangan sampe udah berbuat (a) terus pake ditambahin: "katanya emansipasi, feminis."
*siapa yang feminis?*
*kalo emansipasi begitu caranya, besok melahirkan ya masnya?*

nggak heran kalo belakangan banyak perempuan mendadak *sok* independen. lha mau dependen sama siapa? *halah*

11 comments:

bung2 said...

"The American culture was... a more individualist culture and the British culture was more about the gentlemanly behaviour" ----> seems like that, ya.

I couldn't agree more, Sun (*on_FIRE_MODE_ON)!!! Emansipasi "gundulmu"! (note : "mu" refers to pria2). Ra sah kakeyan sing2 pledhing...langsung bantu aja.

Tapi kamu tau ga Sun knp primus2 "ragu" atau ga mau mengulurkan tangannya ? Believe it or not, sebagian besar dr mereka akan jawab : "nanti klo si wanita Ge-eR gimana" ?
OMG...OMG...(*deep sigh)

MamaNyu said...

kira2 pria2 jawa kalo ada di titanic itu gimana ya??

iya tu, kita independent dibilang feminis. minta tolong dibilang manja.. huhh..

@bung: ahahaha... berarti mas2nya ke-GR-an bgt sih ngirain kita bakal GR gara2 itu..

Anonymous said...

kenapa ya saya sekarang cenderung aneh melihat pria-pria yang memberi jalan untuk saya, menunggui saya selesei meletakkan helm di motor ataupun sekedar menawarkan untuk memboncengkan saya? mungkin saya sudah hidup dalam dunia yang membuat mindset saya tentang kesopanan pria itu tidak pernah sejauh itu ya?hihihi

oh ya, biasanya klo saya lagi bawa barang berat, saya gak basa-basi kok untuk meminta pria-pria di sebelah saya untuk membawakannya. dan biasanya mereka tidak pernah menolak. mungkin pada dasarnya mereka memang sopan, cuma engga eksplisit saja. hehehe

*saya masih mau mengacungkan jempol untuk pria-pria indonesia :)

sunett said...

@ bunga: Inget Bung, di artikelnya tulisannya 'was'. Ha ha ha; artinya in the past.

Kemayune... "si wanita GR?" please deh! Mikire kadohan, Mas. Sini butuh dibantuin, bukan pengen GR. Situnya ke-PeDe-an. Jadi inget satu temen, sejenis primus yang sangat ringan tangan. Nggak ada yang GR tuh, soalnya dia baik sama semua orang, nggak pernah milih2. Intine: nek wong ameh berbuat baik ki rasah kakean sing sing. :P

@ Princess of Kerotia: yeah I wonder that too. Repot.. repot. How can I behave like a lady when there's no gentleman out there. Ada aksi, nggak ada reaksi. Lembam!

@ Oax: sering kali aku merasa vulgar kalo harus ngomong, malu. Ini manusia2 dewasa. Come on. Aku menjaga pride mereka, dengan harapan logikanya dipake; etiketnya dilaksanakan. ternyata... ummm... apa yaaaa.. malah jadi inget lagune sopo mbiyen kae.. 'he wasn't man enough for me.'

untuk saat ini, saya mengacungkan jempol untuk beberapa pria Indonesia saja. Yang sedikit itu, saya salut sama orang tuanya. Hebat mereka, terima kasih ya Tante2, Oom2.

Anonymous said...

humm..komunikasi sosial antar manusia ternyata lebih rumit dari yang saya bayangkan. jangan2 harus melibatkan mind reading juga;)?? (mungkin itulah penyebab saya masih single sampe detik ini??kekeke.. *iklan)

apakah ada pria yang mau berkomentar?biar adil.

ps.nett, kamu ga lagi dendam sama pria kan??!galak sekali.. :D peace..

sunett said...

@ oax:
hubungan antar manusia itu menurutku sangat ekstrim. ada yang bisa nyaman sekali, ada yang bisa 'saling tikam'. manusia itu menyeramkan. i am REALLY terrified sometimes.

anyway, nope. deffo nope. justru karena aku sayang sama manusia2 (tidak) tersebut dan diriku sendiri (tentunya!), makanya aku masukin tulisan ini disini. ^_^

Megarini Puspasari said...

Any gentlemen would give his comments?
Aku setuju bahwa ke-gentle-an dipengaruhi culture, dan itu membuat degree pelaksanaan ke-gentle-an tersebut berbeda2. Menurutku Jepang,..oh rendah sekali, sampe2 bersumpah ga mau nikah ma orang jepang hehe. Indonesia masih mending lah... they are nice : ) stidaknya dr pengalamanku.
Waktu di APU, prianya kebanyakan such a gentleman. Heaven for women..hihi. Makanya itu shock berat waktu masuk ke Japanese society.
Tapi bs ga ya ke-gentle-an menjadi nilai universal. Kalo sudah universal kan ga perlu ke-GR-an dan takut di-GR-i.

Anonymous said...

Wah.. bingun menanggapinya. Tp intinya gini, perilaku kita tuh umumnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, lha kalo ortu dan tetangga2 kita ga begitu.. piye jal? ntar dikira sok-sok-an, apalagi untuk orang yg tidak suka menjadi perhatian banyak orang (alias beda dari orang umumnya)

Kalo aku sih logis aja, nganter pulang kl emang kira2 butuh dianter (kemaleman, ga ada kendaraan umum dsb). Bantuin ngangkat kalo emang kira2 butuh bantuan, bukain pintu kalo emang ga bisa buka sendri(lg bawa barang atau semacamnya). Situasional lah intinya.

Btw, apa yg bakalan ada dipikiranmu kalau temen sehari-hari kamu, tiba2 suatu hari berubah jadi gentleman? Dia naksir kamu? Dia gila? Terobsesi film? Kesambet? Pastinya kamu bertanya2 kan? Nah, karena itu menurutku perilaku yg seperti di film2 itu biasanya sudah dimulai sejak kecil (diajarin orang tuanya, atau disekolah, atau lingkungan sekitarnya)

;s.h.l.

sunett said...

@ mega: i do feel it should be universal. entah kenapa...

hmm.. pada dasarnya semua orang itu baik. cuma, kalo nggak ditunjukin, ya mana keliyatan.

@ sahalarafat: lha, kok berprasangka duluan? dikirain orang aneh2? sejak kapan berbuat baik itu aneh?

hmm.. tough! kalopun ada temenku yang mendadak berubah jadi gentleman, pasti menyenangkan sekali, world will feel brighter. kesambet? most likely not. terobsesi film? bisa jadi, tapi kayaknya nggak bakal segitunya. gila? enggak lah. dia naksir saya? udah nggak jamannya taksir2an. langsung menghadap yang berwenang saja.

atma said...

ho o net, aku agak sependapat dgn sahal. kadang aku kalau berbuat begitu pada yg belum aku kenal baik ada rasa takut. takut kalau dianggap oleh si wanita atau pihak lain "ada maksud".

mungkin akibat waktu kecil aku males banget "dipoyokne" sama temen2. jadi aku semakin jaga jarak thd wanita dan menghindari gosip, alias "ndak dipoyokne" :P

tapi kalau dah temen deket atau belum kenal tapi "tidak beresiko", biasanya aku menawarkan diri.

aku juga menganggap pada beberapa kasus, "tidak menawarkan diri u/ membantu", adalah perbuatan "membantu", karena membantu mereka u/ terbebas dari "gangguan para pria" :P

dadi nek aku intine tetep delok2 nek meh ngewangi cewek..

atma said...

btw, yang tak sebutin di atas u/ hal2 sepele. kalau angkut2 barang berat koyone wis otomatislah..kecuali kalau lagi bawa barang yg lebih berat..
"lha opo gelem meh ejolan? :P"

and sekedar info, by time aku belajar mengurangi trauma masa kecil tsb..