Sunday, January 25, 2009

A Crazy World, Indeed

Hari Kamis dan Jumat kemaren, tumben-tumbenan aku kebagian koran pagi gratisan. Seperti biasa, yang dibuka adalah bagian surat pembaca. Dan kaget juga waktu ada kejadian seperti ini; liputannya ada di sini dan sini.

Ini pertama kalinya perempuan menjadi terpidana dalam kasus incest di sini. Manusia sekarang ini udah bener-bener sakit. Kemaren di Austria, Bapak ke anaknya; sekarang Ibu ke anaknya. Kalo merhatiin TV show macem Maury dan yang sejenis, kita bakalan ngelihat banyak nih yang beginian. Serem oi. Tapi, berhubung banyak orang meragukan kebenarannya--alias banyak yang bilang beritanya dilebih-lebihkan-jadinya kadang2 aku nggak percaya juga. Well, kejadian di Austria dan Ireland ini kisah nyata. I mean, bukan untuk konsumsi TV shows. Ini masuknya ke real news. Gay marriage sudah mulai jadi barang umum. Diakui dan diberitakan dengan nada positif. Entah, apa beberapa tahun lagi makin banyak kasus incest yang keluar ke permukaan. Naudzubillah.

Ah, kembali ke surat pembaca, ada seorang pembaca yang mengemukakan rasa malunya sebagai tetangga keluarga tersebut. Dia aware kalo anak-anak dari keluarga tersebut nggak terurus dan lusuh. Tapi dia merasa bukan pada tempatnya untuk mengajak anak tersebut ke rumahnya buat dimandiin atau dikasih makan. Karena menurut dia, sudah ada sistem yang mengurus itu; bahkan ada kunjungan dari dinas sosial. It's a private matter. Tentang incest-nya, dia bilang, dia nggak aware, karena itu kejadian ada di dalem rumah. But still, she felt the community had failed these kids. Lebih2 lagi government. Jadi ikutan sedih, besok itu anak2 gedenya kaya' apa ya? I mean kejadian ini pastinya traumatis banget dong.

Kalo inget di Indonesia, betapa guyupnya ya. (Eh di lingkungan rumah dan sekolahnya Yas juga guyup ding; kemaren diceritain tentang semua anak di sekolah Yas & Rana dibawain surat dari kepala sekolah; isinya pemberitahuan bahwa lagi ada wabah kutu rambut di sekolah, mohon orang tua ngecek anak2nya; untungnya anak2 itu ternyata bebas.) Kadang-kadang anaknya tetangga aja bisa dinasehatin sama tetangga yang lain. Dikasih makan pula. Jadi orang tuanya banyak. Guru di sekolah pun jadi orang tua, seharusnya. Well, sebenernya ini sudah mulai bergeser juga, sayangnya. Ada beberapa guru yang udah nggak mau lagi jadi 'orang tua' pengganti ketika di sekolah. Atau kalaupun jadi 'orang tua' ya kalo pas happy event aja. Mudah-mudahan, masih banyak pendidik yang enggak seperti itu. Mudah-mudahan masyarakat lebih aware lagi sama kejadian-kejadian di sekitar.

4 comments:

MamaNyu said...

iiihhh.. seyeeemm!
sering heran deh kalo liat acara nanny 911 or super nanny itu.. kadang edan banget keluarganya.. ga kebayang aja masa depan mereka kayak apa..

thanks GOD we have such a GREAT family ya..

sunett said...

Yoi..
edun. aku sendiri suka nggak percaya bahwa keluarga2 yang nggak 'sehat' itu terkadang benar2 menyeramkan. Sakitnya itu udah keterlaluan. Akhir2 ini makin serem euy. Tiap kali baca berita yang terjadi cuma 2, bersyukur atas apa yang kudapatkan dan sedih karena nggak semua orang bisa menikmati hal yang sama.

lalu, kenikmatan Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan?

oktopus monster berkaki banyak said...

Nettaaaaaaa... kengerian itu banyak terjadi di indonesia juga...

dulu... aku betapa begonya saat di eropa. Dg naifnya kukatakan bahwa " Alchohol is restricted in Indonesia"
Ternyata... Hm... (liat deh spanduk iklan Bosche ato apa.. --Free Beer or ladies, ato buy one jack daniel free one.. -- )
Udah gitu kemaren aku liat acara mata-mata di RCTI, mbuntutin targetnya yang lagi mabuk2an.. Hostnya bilang, "Ya memang dia ini sedang mabuk, tapi saya gak melihat ada yang salah. Yang dia lakukan wajar aja dg apa yang dilakukan anak2 muda lain."

HAiyaaaaaaaaaaaaaaaaa....... Banyak yang nglakuin, apa iya artinya benar?
Huhuhu.. kalo disini ternyata begini, buat apa dulu aku bubrah dijauh tempat? Hahahahaha...
(tapi kesalahan itu pula yang telah membawaku ke saat terbaik saat ini dan insya Alloh nanti :)

Maka nikmat mana lagi yang kau dustakan?

sunett said...

@ Jeng Oktopus:
well.. well.. aku nggak pernah bilang Alcohol is restricted di Indonesia. Temen-temenku disini tahu kalo aku nggak makan babi dan ndak minum alkohol. I restrict myself. Personal choice, by religion. Soalnya ada juga classmate ku yang jelas2 muslim hobinya nenggak khamr. :))

Saya ndak bisa bohong karena pada kenyataannya alkohol bisa didapatkan di tempat yang tepat, di Indonesia. But not at my place :P

By the way, ketika kejadian luar biasa terjadi di developing countries, orang akan berpikir, well people do this because they don't know, karena mereka frustasi akan hidupnya. Tapi ketika sudah ada sistem yang *seharusnya* bagus, dan kejadian seperti ini masih juga terjadi... itu namanya kebacut, well IMHO. :D