Tuesday, October 06, 2015

Uni Eropa: Bebas Visa untuk Paspor Biru dan Hitam

Hasil browsing-browsing, nemu List Negara-negara di Uni Eropa yang membebaskan Visa buat pemegang Paspor Biru (Service Passport/Paspor Dinas) dan Paspor Hitam (Diplomatic Passport/Paspor Diplomat). Nemunya disini. Kalau mau baca filenya nya klik ini (bentuknya file .xls).

Buat bonus hiburan, buat dibaca-baca, ternyata ada loh list fantasy and camo passport. Ada aja ya orang-orang yang berusaha atau coba-coba cross border pake paspor-paspor aneneneneh. Atau mungkin juga dipake buat berusaha menipu. Huhuhu.

Friday, August 14, 2015

Menikmati Hari-hari

Lokasi tempat Outbond kantor tahun ini adalah tempat yang pernah kami kunjungi sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu. Saat ini, untuk menuju ke lokasi perlu perjalanan yang lumayan mblusuk dan panjang. Bayangkan kondisi 5 tahun yang lalu?

Waktu itu anak2 Merantau trip malam hari pulang kantor, rencananya hunting sunrise. Kepagian dan akhirnya kami tidur di parkiran depan Mesjid di kampung. Lucu? Iya, sekarang. Waktu itu berantem sama nyamuk, lha wong ngga bawa repellent. 

Sampai waktu sunrise tiba ternyata mendung. Enggak kelihatan deh. Bwahahaha. Tambah absurd lagi, akhirnya kami nyasar-nyasar ke tempat yang sekarang dipake buat Outbond kantor. Berhubung pendatang gelap, ya kami ndlosor2 aja di pinggir pantai. Baca buku, tiduran, errrrrm dan sempet curcol-curcol nggak jelas.

Kalau diinget-inget lagi, trip lawas itu absurd juga. Gile, aku ngga tahu waktu itu mau kemana dan mau ngapain. Wis pokoke ikut dan percaya aja. Maybe that what true friendship is? Aman. Nyaman. Dan bahagia. Nggak ada tangis-tangisan. Nggak ada pengkhianatan. You can put your life and trust on your friends' hands without being afraid of anything. Such a rare friendship needs to be cherished. Because time will never turn back. Enjoy every single moment together to accompany the single journeys taken.

"...we had joy we had fun we had seasons in the sun..." 

PS. Great friendship or sucks friendship both have their own lessons. I am learning. :)

Tuesday, July 21, 2015

KTP Hilang di Bandara!

Yeah judulnya lebay... Or not!
Musim mudik Lebaran dan KTP hilang di airport itu bikin sumpek. Dengkul lemes, ngga kebayang harus bikin Laporan Kehilangan di Kantor Polisi, ngurus ke RT, Kadus, Kelurahan, dan (kabarnya bisa lebih cepet) ke Catatan Sipil. OMG. Ngga kebayang berapa lama waktu yang harus disisihkan untuk segala kerepotan itu. Belum lagi musim libur lebaran, artinya semua urusan pemerintahan pasti libur lah. Tidaaaaaaak! *toweweng weweng weng! 

Jadinya semua daya dan upaya dikerahkan supaya sebisa mungkin KTP ketemu sebelum bener-bener kudu menjalani perjalanan panjang dari kantor ke kantor.

Langkah 1:
Cari tahu info tentang Barang Hilang. Via Sosmed, dapet info tentang no telpon bagian Lost and Found Bandara. Dapet? Dapet! Dapet nomer telponnya xD 2 nomor telpon yang dikasih, sampe 40 kali ditelpon, diangkat cuma sekali. 
'Ada yang bisa dibantu?'
"Ya, mbak. Saya mau mencari KTP saya yang hilang, apa ada yang menemukan disana?"
'Nomor telponnya berapa, Bu?'
"*bahagia, akhirnya nemu orang yang helpful* Nomor telpon saya 08xxxxx, Mbak."
'OK. Saya catat, KTP ya, nanti dihubungi kalau ketemu.' 
"Terima kasih, Mbak."
*klik, telpon ditutup*

Ah lega... But waiiiitttt.... Dia ngga nanya namaku atau nama di KTP. Trus gimana caranya dia tahu kalo dia menemukan KTPku? Tidaaaaaak. xD Aku tertipu. Hiks hiks...

Langkah 2:
Telpon lounge, minta tolong dicariin, siapa tahu jatuh di lounge. Yang ini lebih helpful, tapi sayangnya ngga ketemu.
"Mohon maaf, Ibu, kami tidak menemukan KTP atas nama Ibu. Malah menemukan KTP atas nama orang lain."

Baiklaaaaah.... Terima kasih. Yang ini beneran helpful, walau hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

Langkah 3:
Kembalilah ke Bandara! Cari disana. Pengalaman membuktikan: tanya sama help desk di dalem terminal. There are lots and lots of KTP/SIM/etc yang ketinggalan/jatuh. Trust me on this. Nanya ke bagian informasi atau ke keamanan will only make you wanna sit down and cry. 

Mereka ngga punya SOP tentang kehilangan 'barang kecil' such as ID card. But hey, ternyata Mas dan Mbak di Help Desk nyimpenin loh. Konon ada satu titik lagi yang bisa dicoba, tanya sama bagian cek identitas di sebelum pemeriksaan x-ray menjelang boarding gates. Di sana juga ada banyak yang kececer ternyata.

Kalau ini ngga ketemu juga, ya berdoa aja, semoga ada orang baik yang mengirimkan/nganterin ke rumah.

Hasil browsingan tentang KTP-KTP kececer di Bandara kemarin ini bikin tanda tanya dan ide:
1. Kenapa pihak maskapai nggak punya SOP tentang KTP tercecer/hilang? Padahal kan banyak kejadian dan ini merepotkan lho kalo harus ngurus lagi.
2. Akan lebih bagus kalo dalam SOP tertulis bahwa ID card yang tercecer akan  dikirimkan ke alamat yang tertera. Iya nggak sih?

Last but not least, don't ever lost your KTP. :)




Sunday, May 10, 2015

Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan

Setiap 5 tahun, selain Pemilu dan perpanjangan KTP, ada satu lagi yang biasa diurus: perpanjangan paspor. Yak, walaupun 'cuma' 5 tahun sekali, tapi perpanjangan paspor ini lumayan ribet juga karena harus direncanakan dengan baik dan penuh strategi *halah* Kalau enggak? Bisa antri dari bakda Subuh deh.

Cerita saya ini tentang perpanjangan paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan. Beberapa minggu sebelumnya, saya mencoba perpanjangan langsung datang (walk-in) ke 2 ((DUA)) kantor imigrasi, dan gagal dapet nomor antrian. Padahal saya datang sebelum jam 7. (Ya jelas aja kesiangan, orang yang lain aja dateng waktu hari masih gelap.) Akhirnya, saya putuskan online aja deh, walau ga dapet e-passport. So... Here we go: perpanjangan paspor biasa via online (bukan e-passport ya, e-passport kudu walk-in; saya ngga sempet kalau harus walk in) 😁

Yang perlu disiapkan adalah dokumen sbb (asli dan 1 copy di A4):
Kemarin yang saya siapkan adalah: KTP, KK, Ijazah, Akte Kelahiran, dan Paspor lama. Pastikan NIK dan alamat pada KTP dan KK sudah sama, KK sudah ditandatangani oleh Kepala Keluarga, nama di dokumen-dokumen kependudukan/ijazah sudah sama demi kelancaran pengurusan di Kanim.

1. Pendaftaran online
Silahkan ke www.imigrasi.go.id; lalu scroll sedikit ke bawah, klik di bagian Layanan Paspor Online. Terus masuk ke halaman SPRI deh. (SPRI: Surat Perjalanan Republik Indonesia). Ikutin aja langkah-langkah disitu, termasuk menginput nomer KTP, Data-data di Kartu Keluarga, etc. pokoknya ikutin aja, dia minta apa, isi deh. Jangan lupa pilih kantor imigrasi terdekat. Kemarin saya pilih Kantor Imigrasi Jakarta Selatan (Kanim Jaksel). Nggak harus sesuai KTP. Bisa aja pake KTP Ambon terus daftarnya di Imigrasi Jakarta. (Eh kenapa contohnya Ambon sik? Tauk, spontan aja haha). Jadi ga perlu bikin KK Palsu buat bikin paspor. Inget yaaaa. Paling ditanya, kenapa bikinnya di Jakarta? 

Setelah pendaftaran selesai, kita akan dapat email dari SPRI. Oh iya, email ini penting banget dalam proses, pastikan email yang dipakai untuk pendaftaran masih berfungsi dan gak lupa passwordnya. Kita akan setidaknya 2 kali menerima email dari SPRI.

Email 1: isinya bahwa kita sudah mendaftar + link untuk konfirmasi pembayaran. 
Print email ini, bawa ke kantor BNI46 terdekat, bayar Rp.355.000,- + administrasi Rp.5.000,-. Setelah itu kita dapet Bukti Pembayaran (jangan sampai hilang) yang ada nomor pembukuannya (6 digit kalo gak salah inget). Klik link yang ada di Email 1, masukkan nomor pembukuan, pilih tanggal kedatangan kita ke kantor imigrasi pilihan (kemarin pilihan tanggal paling awal saya adalah hari kerja ke-6 dari tanggal saya konfirmasi) dan kita akan menerima....

Email 2: isinya konfirmasi bahwa kita sudah membayar dan undangan untuk datang ke kantor imigrasi dengan membawa berkas asli + copy-nya. Ingat, copy berkas dalam bentuk A4, 1 muka, jangan dipotong karena akan discan di kantor imigrasi. 

2. D-day di Kanim Jaksel
Jangan pakai pakaian (kerudung?) putih dan make up lebay yak. Ini mau foto dan wawancara paspor, bukan mau kondangan dan kondang-in. 😛 Pastikan berkas-berkas siap, paspor lama (buat yang perpanjangan), bukti bayar dan undangan (print out Email 2). Kemarin saya sampai Kanim Jaksel jam 6.32, waktu ambil nomor antrian online, dapet nomor...... Kurang dari 5, yeeeaaayyyy. 😁

Dari hasil pengamatan, Kanim Jaksel ini lebih bagus daripada Kanim satunya yang saya datangi juga. Selain masih baru, pelayanannya juga dibalik kaca transparan, so we know what happened behind those glass doors. Setidaknya kita bisa merasa lega bahwa antrian kita ngga diserobot orang lain yang muncul tanpa nomor. Pengarahan yang diberikan oleh Kasubidnya pun cukup jelas. Yak, secara Pelayanan Publik, sudah cukup memuaskan. Jempol dan semoga bisa dipertahankan dan ditingkatkan.

Okay, ngelindur kemana-mana. Kembali ke pokok. 
Di Kanim Jaksel ada 3 nomor antrian. 1-xxx, untuk Priority (orang tua dan anak-anak), 30 nomor/hari; 2-xxx, untuk Walk-in alias yang datang langsung, 100 nomor/hari; dan 3-xxx untuk yang mendaftar online, 150/hari. 3 jenis antrian ini dilayani di 10 loket. Jam 8 teng, mulai dipanggil untuk foto dan wawancara, yang dipanggil dan dilayani pertama kali adalah Priority. 30 nomor antrian itu diselesaikan dulu, baru dilanjut dengan non-priority, yang masing-masing dilayani 5 loket secara paralel. Cepet kok menyelesaikan priority itu. Kemarin kurang lebih 40 menit saja trus beres, dan mulai ke non-priority. Saya? Jam 9 pagi saya sudah keluar dari Kanim Jaksel dengan pesan '3 hari lagi paspor bisa diambil, jangan lewat dari 30 hari ya, kalau lewat harus bikin paspor dari awal lagi'. Me: 'Siap, Pak. Terima kasih ya.'

Tentang wawancara: Wawancara yang dilakukan ngga lama, paling ditanya, mau ngapain ke luar negeri? Saat ini kerja dimana? Alamat di Jakarta dimana? Sama memastikan ejaan nama dan inputan KK udah bener. Foto? Ah lagi-lagi saya gagal pasang pose ter-OK. Siyal, another 5 years of bad photo ID. 😅

Untuk yang nomer antriannya belakang dan pengen jalan-jalan dulu, bisa memantau kemajuan nomor antrian di infoantrianpaspor.imigrasi.go.id. 



3. Pengambilan Paspor
Antrian pengambilan paspor dibuka jam 10, jadi ngga perlu dateng dari Subuh. Kemarin saya tiba di Kanim Jaksel jam 10.35. Menunggu 10 antrian pengambilan paspor cukup 15 menit, dipanggil deh ke loket. Diminta isi bukti dan tanda tangan, cek identitas di paspor baru udah bener atau belum, dan voila.... paspor baru (dan paspor lama yang udah bocel karena digunting) sudah di tangan. Alhamdulillah.

See? Gampang kan? No brainer dan tanpa biaya tambahan lain-lain. Great job, Kanim Jaksel.