Sabtu, 27 November 2010.
Siang-sore...
Makan siang dan ngobrol-ngobrol, mengisi weekend dengan ceria.
Siapa yang menyangka sore hari ada kabar mengejutkan.
Malam-Minggu dinihari...
I can't stop babbling.
I was worried.
[I think I need to rephrase. I am worried.]
I couldn't shut my mouth.
I kept talk and talk and talk.
And laughed.
And talked.
About I don't know what.
I think I talked too much.
About things that I don't enjoy sharing.
Just to divert my attention.
Sorry to those individuals who became the "victim" of my nerves.
Am truly sorry.
God, please guide us.
I know everything happened for some reasons.
I know every single things happen are the best.
But somehow I'm still worried.
Please let her recover.
I miss her.
Badly.
Monday, November 29, 2010
Tuesday, November 23, 2010
I'm such a snob..
..harus diakui dulu sebelum mampu berubah kan ya?
kadang-kadang tanpa sengaja [atau sengaja tapi pura-pura nggak sadar?] aku ini sering menerapkan standar ganda. anggaplah A dan B, 2 orang yang berbeda, berbuat hal yang sama, aku bisa memaklumi A dan tidak bisa memaklumi B. hmm... aku punya hak apa atas keduanya? none. still, i mark them in my head. and i didn't say it. ya memang sih pastinya keduanya punya latar belakang yang berbeda, pilihan-pilihan yang berbeda, pemikiran2, dan pertimbangan2 yang berbeda. tapi tetep aja. kenapa diriku ini nggak diam aja dan just don't judge them? [but i made those automatic judgment because i DO care about them. don't you think? if i don't care about them then wth..] :P
[sometimes i prefer my talkative self-it's more uncomplicated than the silent one. but sadly, that one prone to heartache and misunderstanding coz some people just can't accept the good intention behind the straight-to-the-points words.]
looking back, let's say 10 years ago, i would call my silent-self as a coward, a fraud. but as time went by, i call it as the wiser one. :P *see how i start to make my own double standard? excuses.. excuses.
oh and let me make another confession, that most of the time, i hold high people who are close to me than those one who i never know. so, sometimes, when they do something that i-think-they-know-they-should-not-do-that i do feel some little disappointments. well.. well.. it's their life, isn't it? why should i get into the pond? [ummm... it's because i care! :D]
ah sudahlah.. maybe i do need to take some distance. involving with people takes a lot of emotions. sometimes it's exhausting but i do enjoy it. hmm.. need to measure the right dosage i think. :P
*let's see what i write in 5 years then.. :p
kadang-kadang tanpa sengaja [atau sengaja tapi pura-pura nggak sadar?] aku ini sering menerapkan standar ganda. anggaplah A dan B, 2 orang yang berbeda, berbuat hal yang sama, aku bisa memaklumi A dan tidak bisa memaklumi B. hmm... aku punya hak apa atas keduanya? none. still, i mark them in my head. and i didn't say it. ya memang sih pastinya keduanya punya latar belakang yang berbeda, pilihan-pilihan yang berbeda, pemikiran2, dan pertimbangan2 yang berbeda. tapi tetep aja. kenapa diriku ini nggak diam aja dan just don't judge them? [but i made those automatic judgment because i DO care about them. don't you think? if i don't care about them then wth..] :P
[sometimes i prefer my talkative self-it's more uncomplicated than the silent one. but sadly, that one prone to heartache and misunderstanding coz some people just can't accept the good intention behind the straight-to-the-points words.]
looking back, let's say 10 years ago, i would call my silent-self as a coward, a fraud. but as time went by, i call it as the wiser one. :P *see how i start to make my own double standard? excuses.. excuses.
oh and let me make another confession, that most of the time, i hold high people who are close to me than those one who i never know. so, sometimes, when they do something that i-think-they-know-they-should-not-do-that i do feel some little disappointments. well.. well.. it's their life, isn't it? why should i get into the pond? [ummm... it's because i care! :D]
ah sudahlah.. maybe i do need to take some distance. involving with people takes a lot of emotions. sometimes it's exhausting but i do enjoy it. hmm.. need to measure the right dosage i think. :P
*let's see what i write in 5 years then.. :p
Friday, November 19, 2010
Mari Belajar...
Belajar itu sepanjang hayat... Udah sering denger ngga sih kata-kata ini? Tapi kadang-kada(seringnya-red) LUPA.
Sambil ngelamun di ruang besar tadi (bukannya belajar malah ngelamun *pentung*) browsing-browsing dan baca-baca berita. Jadinya termenung. Ternyata Alloh menyuruhku belajar banyak, pada saat aku ngga menyadarinya. Ternyata selama ini tuh aku sedang dikasih pelajaran berharga. Waktu menjalaninya memang berasa nggak lucu, mengesalkan, bete, wagu, aneh... Tapi, setelah ditarik ke sini, jadi malu sendiri. Tindakan yang kuambil kadang-kadang (atau seringnya?) nggak mutu.
"Woooo... Dadi uwong kok ra mutu!"
*Heyyy... Am learning.. Learning.. ;)*
Another lesson is learnt. I am learning (nggak bosen, Neng, nulis hal yang sama berulang-ulang?) :))
Alhamdulillah. Terima kasih atas pelajaran dan pengalaman berharganya. Insya Alloh nggak akan lupa kalo saya akan belajar terus sampai akhir hayat. Kalaupun lupa dan terus ngomel-ngomel dan uring-uringan nggak jelas ataupun malah cengar-cengir sendiri kaya orgil, ya mohon dimaklumi ya Alloh. Jangan ditegur kenceng-kenceng. OK? Are we cool? Sure thing! Thanks :D
Sambil ngelamun di ruang besar tadi (bukannya belajar malah ngelamun *pentung*) browsing-browsing dan baca-baca berita. Jadinya termenung. Ternyata Alloh menyuruhku belajar banyak, pada saat aku ngga menyadarinya. Ternyata selama ini tuh aku sedang dikasih pelajaran berharga. Waktu menjalaninya memang berasa nggak lucu, mengesalkan, bete, wagu, aneh... Tapi, setelah ditarik ke sini, jadi malu sendiri. Tindakan yang kuambil kadang-kadang (atau seringnya?) nggak mutu.
"Woooo... Dadi uwong kok ra mutu!"
*Heyyy... Am learning.. Learning.. ;)*
Another lesson is learnt. I am learning (nggak bosen, Neng, nulis hal yang sama berulang-ulang?) :))
Alhamdulillah. Terima kasih atas pelajaran dan pengalaman berharganya. Insya Alloh nggak akan lupa kalo saya akan belajar terus sampai akhir hayat. Kalaupun lupa dan terus ngomel-ngomel dan uring-uringan nggak jelas ataupun malah cengar-cengir sendiri kaya orgil, ya mohon dimaklumi ya Alloh. Jangan ditegur kenceng-kenceng. OK? Are we cool? Sure thing! Thanks :D
at
19:30
Thursday, November 18, 2010
*the* summer..
a girl wrote that she's done with her summer and could not wait to see the autumn.
if only i could tell her.. i am waiting for that particular summer.
#i need to find a new way to spend my (procrastinate) time
if only i could tell her.. i am waiting for that particular summer.
#i need to find a new way to spend my (procrastinate) time
Thursday, November 04, 2010
Merapi dan Pompeii dan the Storms in my Brain...
Pagi ini nonton berita tentang erupsi Merapi yang makin dahsyat saja intensitasnya. Pagi ini, bakda Subuh, ternyata merapi nggak cuma batuk-batuk lagi tapi sudah erupsi tiada henti.
Dan yang terbayang di kepala, tiba-tiba adalah hilangnya satu peradaban. Pompeii. I know, ini berlebihan. Cuma tiba-tiba saja terlintas di pikiran. Bagaimana kalau tiba-tiba ada semburan awan beracun, yang bikin orang-orang just die tanpa sempat berbuat apapun. Mungkin juga orang-orang itu ter-suffocate dengan hujan abu tebal. Well, orang-orang di Jogja masih punya waktu untuk mobilisasi. (Tapi bukankah orang-orang Pompeii itu juga punya waktu beberapa hari untuk menyelamatkan diri? I mean, si Gunung Vesuvius itu kan ngga tiba-tiba njeblug gitu aja kan? Masih ada waktu, tanda-tanda, dan lain sebagainya).
Anyway, berangkat dari situ, datanglah saya ke Guru Wiki. Baca-baca-baca. Dan ada hal-hal yang menarik, seperti misalnya waktu pertama kalinya Pompeii ditemukan (yang ditemukan gorong-gorong yang ada gambar-gambar yang nggak pantes dilihat pada masa 1500-an) dan kemudian dikubur kembali sama yang menemukan.
Interesting. Di satu sisi, hal ini merugikan bagi ilmu pengetahuan, gimana engga? Kan yang bisa dipelajari lebih awal malah ditutup aksesnya. Tapi di sisi lain, mungkin ini adalah satu langkah yang maju ke depan. Dengan demikian sejarah tidak dinodai dan dihapus. Si gorong-gorong penuh gambar ini ditutup dengan harapan penemu selanjutnya adalah orang yang lebih berpikiran terbuka, sehingga bisa mengoptimalkan ilmu dari apa yang ditemukannya.
Whoa... kaya' baca buku Cinderella yang ada pilihan-pilihannya ya? Salah-salah bukannya dapet Prince Charming, eh malah masuk sumur. Tapi itukan pilihan. Belum tentu juga dapet PC terus bisa happily ever after, bisa jadi di sumur itu malah ketemu sama Sinbad. (Loh?)
Mungkin itu sebabnya bagi sebagian orang, meminta 'petunjuk' dari yang punya hidup itu penting. Sebagai manusia biasa, tentunya, kita tidak punya ilmu yang luas untuk melihat dan mengerti massive big plan-Nya yang sudah sempurna.
*jangan ngomong doang, Nett.
Dan yang terbayang di kepala, tiba-tiba adalah hilangnya satu peradaban. Pompeii. I know, ini berlebihan. Cuma tiba-tiba saja terlintas di pikiran. Bagaimana kalau tiba-tiba ada semburan awan beracun, yang bikin orang-orang just die tanpa sempat berbuat apapun. Mungkin juga orang-orang itu ter-suffocate dengan hujan abu tebal. Well, orang-orang di Jogja masih punya waktu untuk mobilisasi. (Tapi bukankah orang-orang Pompeii itu juga punya waktu beberapa hari untuk menyelamatkan diri? I mean, si Gunung Vesuvius itu kan ngga tiba-tiba njeblug gitu aja kan? Masih ada waktu, tanda-tanda, dan lain sebagainya).
Anyway, berangkat dari situ, datanglah saya ke Guru Wiki. Baca-baca-baca. Dan ada hal-hal yang menarik, seperti misalnya waktu pertama kalinya Pompeii ditemukan (yang ditemukan gorong-gorong yang ada gambar-gambar yang nggak pantes dilihat pada masa 1500-an) dan kemudian dikubur kembali sama yang menemukan.
Interesting. Di satu sisi, hal ini merugikan bagi ilmu pengetahuan, gimana engga? Kan yang bisa dipelajari lebih awal malah ditutup aksesnya. Tapi di sisi lain, mungkin ini adalah satu langkah yang maju ke depan. Dengan demikian sejarah tidak dinodai dan dihapus. Si gorong-gorong penuh gambar ini ditutup dengan harapan penemu selanjutnya adalah orang yang lebih berpikiran terbuka, sehingga bisa mengoptimalkan ilmu dari apa yang ditemukannya.
Whoa... kaya' baca buku Cinderella yang ada pilihan-pilihannya ya? Salah-salah bukannya dapet Prince Charming, eh malah masuk sumur. Tapi itukan pilihan. Belum tentu juga dapet PC terus bisa happily ever after, bisa jadi di sumur itu malah ketemu sama Sinbad. (Loh?)
Mungkin itu sebabnya bagi sebagian orang, meminta 'petunjuk' dari yang punya hidup itu penting. Sebagai manusia biasa, tentunya, kita tidak punya ilmu yang luas untuk melihat dan mengerti massive big plan-Nya yang sudah sempurna.
*jangan ngomong doang, Nett.
at
08:33
Subscribe to:
Posts (Atom)