"You know what was my last words to him? I called him a bast*rd. And I cannot take it back. Not now."
Ada kalanya perasaan menyesal yang sangat itu muncul ketika kata-kata (makian?) yang ingin diucapkan tertahan di tenggorokan. Kenap ngga diucapkan saja? Toh kesempatan untuk mengubgkapkan kekecewaan dan kemarahan mungkin hanya muncul sekali. Let it roar then finish itu. Hmmm.... Bisa jadi begitu. Mana kita tahu nasib orang, begitu makian terucap, orangnya wassalam. Atau malah kitanya yang wassalam. Who knows? Jadi biarlah kata-kata yang tercekat tetap tertahan, karen pisau yang terlempar ngga akan pernah bisa ditarik lagi, either dia kena sasarannya atau enggak. :)
Lesson learnt by theory since long ago. Hopefully can be practiced till the end.
No comments:
Post a Comment