Thursday, November 07, 2013

Bloat

Tahun baru belum lama berlalu, resolusi belum lama dicanangkan. Yet, beberapa hari ini gelap. Iya, gelap. Sholat subuhnya kesiangan terus. Capek bukan alasan. Kesal hati bukan cara berkelit.

Sungguh saya tidak mengerti, betapa umur tidak menunjukkan kedewasaan seseorang. Begitu sulitnyakah mendengar inti percakapan orang lain? Kenapa malah menutupinya dengan... Ah sudahlah.

Saya benar-benar tidak bisa mengerti. Dimana lagi kurangnya? Yang sepele dibesar-besarkan, yang penting dianggap tidak berarti. Maunya apa? Maunya gimana? Bagaimana bisa berubah dari satu kutub ke kutub yang lain dengan sesuka hati tidak mempengaruhi sekitar? Berapa lama manusia bisa bertahan hidup dalam kepalsuan? Kalau situ yang lupa, kenapa sini yang tersalah? Ngga bisa kah lebih bertanggungjawab terhadap diri sendiri?

Sungguh, untuk bertahan berdiri di sisi yang diyakini kebenaran hakikinya saja terkadang sulit. Itukah sebabnya beberapa lebih memilih untuk mendengarkan yang ingin didengar walau bungkus kepalsuannya tampak nyata?

Satu lagi catatan penting untuk dipelajari dan dimaknai. Menyakitkan. Tapi mengeluhpun tidak akan mengubah keadaan, kan? Anggap saja ini satu lagi tanjakan sedikit berliku untuk menuju tujuan akhir. :) Oh well. I really need a real patron who have a wise and clean soul. Kenapa ya sampai detik ini belum diberi rizki itu? Mungkin memang ini bentuk rejekinya, supaya lebih bisa mengambil makna? Hmmm... Bisa jadi.

No comments: