Sambil nonton balapan F1, tiba-tiba kepikiran. Para pembalap Formula 1, mereka kan sudah ada di puncak ya? Para sopir jet darat ini kan udah ada di kompetisi paling atas (as far as I know), kompetisi yang katanya paling bergengsi. Well, kata paling ditekankan disini. Kalau sudah juara, terus kalau udah paling, kan mereka udah pollll... udah the best... udah nggak bisa diapa-apain lagi kan?
So, kalau sudah seperti itu, ada berapa pilihan yang mereka punya? Coba kita lihat ya:
1. Terus berusaha jadi juara dunia, berkali-kali
Contohnya Michael Schumacher. Berapa kali dia jadi juara dunia? Ya sampai akhirnya ada golongan ABS (Asal Bukan Schumacher). Salah satunya ya saya ini. Bukan apa-apa, tapi lama-lama bosen aja dia lagi, dia lagi. (Eh harusnya saya nggak boleh bosen ya, kan itu hak dia, dia udah berusaha keras, boleh dong dia jadi juara terus?) Or not!
2. Berhenti dari F1
Misalnya, Mika Hakkinen. Well, Pak Mika ini dua kali juara dunia bareng sama McLaren. Kebetulan (atau memang demikian seharusnya) waktu itu MS lagi nggak unjuk gigi dengan bagus. Yang jelas, setelah dia juara dunia 2 kali, sepertinya McLaren nggak kasih sinyal-sinyal bakal punya mobil yang bagus lagi, dia berhenti.
3. Pindah tim
Pindah-pindah tim ini, untuk menunjukkan sebenernya emang yang hebat itu mesinnya, atau mobilnya atau timnya? Hmm... contohnya banyak, Kimi, Alonso, dll. Tapi yang paling boleh dicatet ya Valentino Rossi, oke.. oke.. dia memang bukan pembalap F1. Tapi dengan pindahnya Rossi, jadi rame kan? Jadi kelihatan faktor mesin/pembalap/tim yang main, dan atau malah semua faktor main.
(Ada ide, pilihan yang lain?)
All in all, I honour Pak Mika atas keputusan yang diambilnya. And I will go his way, when the time comes (I think I will, for now). Sorry Kimi, Alonso, you're not in. For me, loyalty stands top.
Dan kembali tentang menjadi nomer satu, how far will you take to be numero uno? Are you going to be the devil's advocate or just stay calm with the angels by your side (if you have any)? :P