Malemnya, gerombolan yang sama pergi dinner. Siyalnya, berhubung saya ini kaum minoritas disini, jadilah pergi makannya menyesuaikan dengan mereka. Bismillah... pokoknya jangan aja makan babi. Tapi, as usual, dinner di Porto tanpa Vino? Ya nggak mungkinlah. Ujung-ujungnya, air putih dan coke jadi pelepas dahaga. Saaaaah.
Selesai dinner, udah jam 10. Tapi untuk my fellow friends, malam ini masih muda kawan! Mari kita teruskan dengan hunting vino tinto (anggur merah). Beeeuuuhh... yo wis.. dan lagi-lagi coke mengisi perut. (Ada nggak ya orang mati keplepegen coke?) Nongkrong di bakul penjual vino di bawah jembatan Gaia. Dimana banyak penduduk Porto berbuat hal yang sama. Dan herannya, kok ngga ada yang seumuran kita ya? Range U-25 diatas 22 tahun? Kalo nggak masih bayi-SD-SMP, ya udah lebih tua dari kami. Hmmm... mungkin kami salah tempat? Ya mungkin juga, tapi kalo mereka mau pindah ke tempat dancing, then no way. I'm going home.
Duduk disana, ngobrol dengan orang-orang yang berumuran hampir sama, tapi berbeda background, memang cukup melelahkan. Banyak hal-hal yang aku masih sangat kesulitan untuk mengerti. Gegar budaya? Most likely. :D
Kemaren malem, aku nggak ngelepas atasanku sama sekali. Risih tauk B(bukan nama sebenarnya) suka pegang-pegang bahuku.Then, kenapa enggak pake baju yang tertutup sekalian?
Well, karena dancing2 jadinya berkeringat dan nggak nyaman kalo pake baju tertutup.
Fiyuuhh..pulang jam 5 pagi, aku nggak bisa bangun, nggak tahu tadi pagi obat yang kuminum apa aja. Hangover banget. Sumpah, rasanya nggak enak banget!Then, kenapa masih juga dilakuin?
Hmm...itu pertanyaan orang awam sih. Yang nggak ikutan acara 'menari bersama' dan minum bersama. Aku cuma nggak ngerti, kalo nggak enjoy dan paginya berkeluh kesah yang capeklah, pusinglah, mulutnya pait lah, dan lain sebagainya, kok ya terus-terusan dilakukan? Kalo merekanya enjoy2 aja dan berbahagia ria sih nggak pa pa. Lha ini perasaan, tiap pulang dugem, besok paginya yang keluar kok nada-nada negatif. Terus senengnya kapan???