Iwak

2 minggu sudah aku berkutat sama dokumen2 perikanan di sini, sebagian besar tersedia online karena ada Freedom of Information Act. Dan dalam 2 minggu, aku semakin kesusahan memilah, saking banyaknya dokumen terkait, semua saling terkait dengan rapinya. Orang2 jarang makan ikan disini, secara statistik, penduduk Irlandia cuma makan ikan 2 kali seminggu. (Bahkan makan telur sehari sekali aja sampe di kampanye in di billboard2 sepanjang jalan). Niwei, kata Maeve, kemungkinan besar jarangnya orang2 Irlandia makan Ikan, karena beberapa puluh tahun yang lalu, gereja punya peraturan melarang makan daging di hari Jumat, jadi orang2 makan ikan di hari Jumat, dan jadi nggak populer deh si ikan, karena dianggep sebagai makanan substitusi.

Disini peraturan tentang industri perikanan ketat dan rapi. Berapa jumlah ikan yg boleh diambil dari laut, gimana caranya menjaga ekosistem tetap stabil, sehingga tahun depan jumlah ikan enggak berkurang, dst dst. Untuk aquafarming pun gitu, undang2nya lisensi dikasih selama maksimal 20 tahun, dan selalu ditinjau.

Rasanya emang agak parno... mungkin karna wilayahnya kecil, jadi mereka hati2 sekali sama yang mereka punya.

Looking back to my Indonesia. Boro2 peraturan online, peraturannya apa aja aku ngga tahu. Paling banter ngertinya ya dari publikasinya FAO. Baca2 legislation dan regulation yg ada di Indonesia, jadi tambah ngenes. Regulasinya ada, not excellent but ada, tapi implementasinya, kok aku agak gak yakin. Apalagi banyak berita ttg pencurian ikan, makin ngenes jadinya. Apa Indonesia ini terlalu luas? Atau mungkin masyarakatnya enggak peduli?

Disini sekitar 6000 orang terlibat di sektor ini, udah dianggep luar biasa. Di Indonesia, berapa orang yg kerja di sektor perikanan, dari primary (nelayan/peternak ikan) sampe sekunder (prosesing), dst. Apa ngga lebih luar biasa?