Thursday, October 16, 2014

Ngebolang 2014 part 3: Kuala Lumpur ke Hat Yai lanjut Bangkok

I am back! Kita terusin ya ceritanya... Tadinya mau males, tapi berhubung nampaknya bakal ada kejadian 3 kali touch down tahun ini, mendingan kita selesaikan dulu hutang cerita yang satu ini. Beware, bakal banyak foto. =))

Sampai dimana kita kemarin? Ah iya, sampai di naik kereta api dari KL ke Hat Yai. Kereta malam, harganya IDR 199,380,-/orang. Lebih murah dari kereta Jakarta ke Jogja ya? Jarak dari Kuala Lumpur ke Hat Yai kira-kira 530 km.
KL to Hat Yai. Courtesy: googlemap
Bagaimana pemandangan sepanjang jalan? Entahlah, kan naik kereta malam, yang keliatan cuma gelap dan kelam malam. Kereta berjalan mengendap-endap. Errrr... enggak beneran mengendap-endap sih, cuma berasa pelaaaaaan banget. Mungkin karena waktu itu baru memulai petualangan, jadi adrenaline rush.

Pagi-pagi bangun, setelah sholat subuh (iya, sholat subuhnya di kereta dalam posisi duduk), baru mulai matahari keliatan ngintip. Bisa liat deh pemandangan di kiri dan kanan.

Banyak Kebun Sawit Sepanjang Jalan

Fajar di (Stasiun) Gurun
Sekitar jam 8 pagi waktu Malaysia (WIB+1) kami sampai di Padang Besar. Perbatasan antara Malaysia dan Thailand. Border-nya juga disitu. Ibu penjaga imigrasinya bawa anak, saking sepinya imigrasi antara Malaysia dan Thailand ini. Udah keburu-buru lewat imigrasi ternyata kereta pergi meninggalkan kami. Dan kami cuma bisa saling berpandang-pandangan, 'Heeee? Ditinggal pergi keretanya? Gimana ini??' (Ssssttt... Akhirnya sih kereta kembali dalam keadaan lebih pendek... beberapa jam kemudian. Hahahahaha.) Selama nunggu kami bengong di Stasiun Padang Besar yang lagi dalam perbaikan. Kamar mandi-nya jorok, ada bekas2 kotorannya, pokok e ngga manusiawi deh, jadilah diriku ngempet. Untung waktu di Kereta udah ke kamar mandi.

Tunggu punya tunggu, hanya ada beberapa orang yang nunggu seperti kami. Sepertinya kami menunggu kurang lebih 2 jam-an sampai akhirnya kereta meninggalkan Padang Besar. Menunggu ini ada hikmahnya. Jadi sembari bengang-bengong ngga jelas, cari colokan listrik untuk nge-charge handphone, ngga sengaja kenalan ama warga Thai yang keturunan Bangladesh (atau India ya? Lupa). Cerita punya cerita, dia rada setres denger kami mau ke Bangkok via darat. (Belom tahu dia ending kami di Siam Reap hahahahhahha). Terus aku tanya, kenapa ya di Thai ngga bisa beli tiket kereta online? Terus dia bilang, 'Lho, kalian mau cari tiket, itu ada tuh kantor kereta api Thai, langsung beli aja disana.' Alhamdulillah masih dapet, tinggal 8 bijik tiketnya, dikurangi 2, jadi tinggal 6. Tadinya kita udah deg-deg-an karena takut ngga kebagian tiket, dan udah mulai nyiapin skenario naik bus dari Hat Yai ke Bangkok.
Orang-orang yang Bengong Nunggu Kereta di Padang Besar
Bengong dan kelaperan, akhirnya beli makan dong. Tengok kiri kanan atas bawah, ternyata di atas ada warung. Awalnya agak ragu, karena itu warungnya ada di sisi Malaysia, padahal tadi kan paspor udah dicap masuk Thailand. Moso' belum apa-apa udah breaching border? Tapi karena nampaknya orang-orang pada wira-wiri biasa-biasa aja, ya kita ikutan beli makan disitu, terus cepet-cepet balik ke bawah. Lumayan ada macem-macem makanan, roti, snack, dll.
Nasi Bungkus 3 Ringgit 
Jam 11-an kereta datang. Kalau ngga salah cuma tinggal 3 gerbong. Dan berangkatlah kami ke Hat Yai. Yeaaaay. Tapi semangat '45-nya langsung ngilang setelah melihat....


....rasanya langsung ngantuk. Pemandangannya belum berubah. Hihihi. Nggak lama kami terbangun, gara-gara banyak orang naik ke kereta. "Phuket... Phuket... Koh Samui... Krabi..." Oh, ternyata orang-orang yang nawarin bus/mobil ke tempat-tempat itu. Kereta sepertinya udah berhenti beberapa lama, karena udah kosong, tinggal berdua. Hahahaha. Ketiduran xD

Turun dari kereta, cepet-cepet cari kamar mandi. Kamar mandinya lumayan bersih. Kalo mandi bayar 10 THB. Kira-kira 4000-an IDR. Segeeeeeerrrrr... akhirnya bisa mandi dengan proper. Abis mandi, cari-cari prayer room. Eh ketemu. :)

Tampak Luar Musholla di Hat Yai Junction Station
Tampak Dalam Musholla Hat Yai Junction, sisi Perempuan
Selesai sholat, disapa sama orang lokal, 'Ditunggu Abang kau diluar.' Dikira saya orang Malaysia (oh well!) :D Eh malah kita sempet ngobrol-ngobrol sama mbak ini.  Dia bicara pake bahasa melayu yang limited, karena ndak bisa bahasa Inggris. Sementara saya ngga bisa bahasa Thai. Di Thailand Selatan ini, sepertinya populasi perempuan berjilbab lumayan ada. Jadi bukan pemandangan asing, walau ndak banyak. Yang pake cadar pun ada.

Karena hari masih siang dan kereta kami masih jam 16 lewat, diputuskan kita mau jalan-jalan keliling2. Sambil tuker Bath buat makan. Aku masih ngandelin THB sisa yang dulu dan tentunya CC. Biar ngga repot keluar cash.

Tampak Depan Hat Yai Station

Di Sbucks ngga ada wifi gratisan, jadinya terpaksa beli deh. Lumayan kenceng, jadi bisa laporan sama ke MakNyak via Line Video =))

Bangunan di Hat Yai

Langitnya Cakep Yak... Panaaaassss ^_^
Keliling-keliling-keliling.... endingnya nongkrong di Starbucks sebentar. Maksud hati cari wifi gratisan, ternyata kudu bayar. Yo wis. Sekalian aja belanja keperluan yang kelupaan, karena di lantai atas ada supermarket. Beli sabun dan tissue. Sepanjang jalan kembali, pengen cari minum, yang dicari dan dibeli tuh Thai Tea. Hahahahaha. =))
Look at Me with the Tix!

Suasana Ruang Tunggu di Hat Yai Junction
Sudah capek keliling-keliling, kami kembali ke Stasiun. Duduk-duduk sambil jemur anduk yang tadi dipake mandi. Saking panasnya, kering loh itu anduk-anduk. =)) Sambil ngobrol-ngobrol, kita beli buah yang harganya 2 THB/bungkus. Paling suka mangga sama nanas. Nanasnya maniiiiis. Mangganya pun enyaaaaak. :D

Menjelang jam keberangkatan, 16.23, tanda-tanda kereta api telat makin terasa. Alamaaaaaak. Gimana ini kalau telat? Kalau on schedule, kami sampai Bangkok Hua Lamphoong jam 5.55 pagi. Dan tiket bus ke Siam Reap udah dibeli untuk bus yang berangkat jam 9. (Ada 2 bus, 1 berangkat jam 8, 1 lagi berangkat jam 9). Gimana ini kalo terlambat. Bubar, ngga jadi sampe Siam Reap dah. Good Bye. (Padahal tadinya kami mau mampir JJ Market alias Chatuchak) hahahaha... Ambisius banget sih bikin planningnya =))

Jam 16.45... Masih belum ada kepastian.
Jam 17.00... 'in a moment' kata mbak Penjaga Loket Informasi dengan bahasa Inggris yang terbata-bata.
Jam 17.20... Bapak Kepala Stasiun bilang 'just a minute'.
Akhirnya jam 17.40-an kereta pun nyampe sodara... Turunlah tentara2 bersenjata. Konon itu kereta rawan diserang di daerah Surat Thani dan Yala. Jadinya harus dijaga pake tentara bersenjata lengkap di tiap gerbongnya.

Begitu kereta dateng, kita cepet-cepet naik deh, karena Pak Kepala Stasiun nyuruh cepet biar nggak ketinggalan.
"Kob khun ka," kataku.
"Kob khun ka," kata si temen ikut-ikutan.
"You. (menunjuk ke aku) It's OK. Ka. And you (menunjuk ke temen) Krub. Not Ka," begitu kata Pak Kepala Stasiun sambil melambaikan tangannya. Dadaaaaaah Bapaaaaaaak.... :D
Fotonya Kabur, Keretanya Kenceng Banget!
Keretanya panjaaaaang. Satu gerbong mungkin isinya 140 orang. Duduknya tegak. Sandarannya cuma bisa dimundurin dikiiiit . Terus kita dikasih makan. Makannya halal, ada nasi putih, kari ayam, dan ikan. Nyam nyam nyam. Sepertinya karena ini di daerah banyak muslim, maka tanpa diminta pun (dan memang cuma ada 1 jebis hidangan) makannya halal. Tapiiiiii.... berhubung keretanya tipe Special Express DRC (Diesel Rail Cars), entah karena telat atau emang dasarnya 'Special Express', si kereta ini digeber abis-abisan sama Pak Masinis. Believe it or not. Rasanya kaya' naik roller coaster. Bayangin makan malem sambil dikocok2 roller coaster. Untung posisinya lagi kelaperan berat, jadi segala daya dan upaya dikerahkan biar itu makanan cepet abis. Saking ngebutnya si kereta, udah ngga bisa foto-foto pemandangan di luar. Boro-boro foto, orang kami aja malah berantem yang diluar jendela itu sapi atau kerbau saking ngga keliatannya. =)) Goyangannya maut, Maaaan. Bukan cuma goyang ke kiri dan ke kanan, tapi juga ke atas dan ke bawah. Nggak percaya kan? Aku juga nggak akan percaya kalo nggak ngerasain sendiri! Hahahahaha. 

Segitunya Pak Masinis ngebut, dia berhenti di hampir setiap stasiun yang kami lalui. Karena di Hat Yai tadi kami sudah dibekalin jadwal perhentian kereta sama Mbak Penjaga Loket Informasi, jadi aku sempet sampling gimana kecepatan kereta vs keterlambatan. Lumayan, dari terlambat hampir 2 jam, ketika terbangun menjelang tengah malam kereta 'tinggal' terlambat 1 jam 16 menit. Ya tetep aja keterlambatan ini bikin deg-degan. 'Ketinggalan bus ngga yaaaa... ketinggalan bus nggak yaaaa...' 

Bagusnya naik DRC ini adalah kami cepet tidur dan cepet bangun (saking goyangnya). Tengah malam kuputuskan untuk berubah rencana. Kami nggak akan turun di Hua Lamphoong. Kami mau turun di Bang Sue Junction aja. 20 menit lebih awal dari Hua Lamphoong Station dan lebih dekat dari terminal bus. Plus kalau kami mau ke terminal, kami akan ngelewatin JJ dulu. Great idea bukan? Sungguh planning yang keren. *memuji diri sendiri* *kasian amat ngga ada yang muji* =)) Si temen pun iya-iya aja. Ternyata pas bangun besok pagi dia nggak mudeng, jadi yang iya-iya pada malem hari itu kayaknya dia udah pusing ngerasain kereta yang sungguh tak terlupakan goyangannya. 922 km yang akan terkenang sepanjang hidupku. *lebay hahahahahaha tapi beneran ding, berkesan banget!

Hat Yai Junction Station to Bangkok Hua Lamphoong Station
Pheeeeew. Capek ngetiknya. Yang baca juga udah capek kan? Udahan dulu ya? Apakah kami terlambat? Apakah kami berhasil mengejar bus tepat pada waktunya? Apa yang terjadi berikutnya? Nantikan sandiwara radio kesayangan anda di channel yang sama pada waktunya nanti ketika episode berikutnya sudah diposting.... to be continued (again). Hahahahahhaahah.