Tuesday, March 20, 2012

Tentang Konflik

"Life is flashing before our eyes, like lullaby..." Miracle-Tom Baxter

Kemarin sempet bertukar pikiran dengan dia-yang-namanya-tidak-boleh-disebut a.k.a Lord Voldie. Sebenernya bertukar pikiran itu kurang pas, lebih pas kalo dibilang saya cerita-cerita-cerita dan saya paksa dan sandera dia buat nanggepin.

Ujung-ujungnya sesi gajebo itu punya kesimpulan "manajemen konflik". Atau mungkin EQ kali ya? Sebagai seseorang yang cinta damai tapi kalo diajak berantem ayo-ayo aja, manajemen konflik itu membingungkan. Kenapa? Ya karena dari awalnya aja ngga pengen berkonflik. Jadi ketika jatuh konflik jadi gagap. Bingung mesti gimana, mundur ambil jarak, atur strategi, BLAAARRRR!!! Hajaaaaarrrr. Errr... atau kudu dibiarin aja? Nah waktu menimbang-nimbang ini biasanya memunculkan banyak drama-drama yang enggak perlu.

Beda lagi sama Voldie, IMHO, kalo dia tipenya pecinta damai tapi nyebahi. Jadi kalo sampe timbul konflik, gantung, tinggal pergi aja deh, ntar kalo udah beres baru balik. Lha, nyebahi tho? Ini tipe-tipe manusia yang perlu dipentung terus dijitak terus diiket terus disiram aer panas... lho lho lho kok jadi nyiksa? Dendam pribadi nampaknya. Hahaha...

Ada lagi seseorang yang gagah berani, gak peduli itu medan penuh paku atau racun, hajar ya hajar aja. Urusan ntar jadi perang besar atau perang 6 jam, ya itu urusan belakang. Errrr... agak serem kalo sama yang ini. Ngga pernah bisa terbaca dengan jelas. Selama masih membela kebenaran dan keadilan sih masih aman.

Ada lagi yang manajemen konfliknya adalah dengan 'pura-pura pingsan' alias ngga jelas dia ini sebenernya tahu ngga sih ada konflik atau enggak. Jangan-jangan selama ini mengandalkan jurus Lucky Luke.

Tentunya masih banyak jurus-jurus manajemen konflik lainnya, sesuai dengan kepribadian dan kedewasaan masing-masing. Bisa jadi orang itu berilmu setinggi langit, tapi kalo ngga imbang juga bisa repot. Hmm... apapun itu, akhirnya kembali ke diri masing-masing kan, mau pake jurus yang mana? Jurus kombinasi juga bisa.... ^^

Jadi mesti gimana ya?

Saturday, March 10, 2012

Ujug-ujug

Hidup itu penuh kejutan, penuh tiba-tiba, dan penuh tahu-tahu. Aku tahu itu, tapi sering ngga terima, dan terkadang 'memaksa' menolak kejutan-kejutan itu dengan menutup diri dan atau silently menolaknya. Diam, tapi ngga peduli. Diam, tapi ngotot untuk enggak mau. A kind of defense mechanism, I guess. Dan itu melelahkan. Tapi aku terlalu sombong untuk menyerah. Haha, kadang2 masih ngga ngerti, apa gunanya diciptakan manusia-manusia sombong sepertiku? Untuk menyiksa dirinya sendiri? Itu pasti. Lainnya?

Dan seperti juga hidup yang ujug-ujug, tiba-tiba terdampar semalam di Rumah Betang di Desa Sei Uluk Palin. Posisinya 1 jam naik pesawat + 1 jam jalan darat dari Pontianak.

Tidur di pinggir sungai, di antara pepohonan tinggi, di rumah setinggi 6-8 meter dari tanah, panjangnya sekitar 230 meter. Nice? He eh. Tiba-tiba saya kehilangan rasa egois saya (unfortunately, untuk sementara, semoga untuk selamanya). Duh Gusti, sampun kulo pasrah.

Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits, Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits, Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits, Aslih sya’ni kullahu wa la takilni ila nafsi tharfata ‘ainin.