Wednesday, March 25, 2009

strange

tilulitlulit tilulitlulit...

telponnya bunyi. diangkat. ngoceh deh sama orang yang udah gw kenal
puluhan tahun yang lalu. sumpe loe! lama sekali ya kita ngga ngobrol
aneh kaya' gini.

"e e e e e... enak aje. siapa bilang gw galak? emang gw galak?"
terkeluar satu kalimat. "iya.. eh enggak ding, sama gw loe emang agak
ngga galak, tapi kalo tegaan iya." sahutnya. "@#$%^.. gile loe, gw kan
baik hati baik budi dan low profile... penting ya?" hiyahahaha.. dan
tawa bego pun menggetarkan tembok ruang tengah. mungkin tetangga
seberang rumah udah ngira rumah gw isinya setan kuntil instead of me.

di akhir perbincangan, "maaf lahir batin yak...." dan yang terdengar
hanya senyap diujung sana. "hallo hello... gw minta maap, nek!" hanya
terdengar keraguan diujung sana. setelah beberapa saat dari ujung sana
terdengar suara, "ogah ah.. pasti ada apa-apanya. lebaran masih lama
bo', gak boleh minta maap sekarang. tuh, jadi curiga gw sekarang,
pasti ada apa-apanya nih. ada udang2an dibalik batu nih pasti."

siyaaaaall.. om elton berdendang, sorry seems to be the hardest word.
gw udah bilang. itu kata udah keluar dari mulut gw. eh gw dibilang
culas. hiyahahahaha... salah tuh oom teorinya!

sebelnya kejadian ini adalah ulangan kejadian sore hari sebelumnya. gw
nyamperin temen arisan gw yang sudah lama tak jumpa. diakhir
kunjungan, kugenggam tangannya, cipika cipiki deh kita, and i said..
"i am sorry for any mistakes i've done." dan apa? yang gw dapet adalah
tatapan penuh tanda tanya. gyaaaaaaaa! she said, "loe bikin gw curiga
deh.. ada apaan sih? cerita bo'.. cerita... gw gak suka deh kalo loe
maennya kayak gini! pokoknya harus cerita!" lha? gw jadi tambah
bengong, disuru cerita apaan?

sigh.. susah ya prosesi minta maaf itu...
=============

*idih.. serius amat bacanya!* fiksi neeeeek... fiksi. kalo ada
kesamaan dengan tokoh/kejadian/tempat nyata; emang gak sengaja. kik
kik kik kik kik.

Saturday, March 14, 2009

the OmDongs

Posting kali ini, (masih) langsung dikirim dari mailbox saya... He
he.. the bandwidth crisis saga continued.

Minggu-minggu belakangan ini cukup menyenangkan. Nggak seperti
kepulangan pertama yang most of the time terisi dengan jetlag (beneran
itu ndak bohong!) kali ini lumayan oye. Strategi (sepertinya)
berhasil. Walau masih sering ngantuk di waktu-waktu ndak jelas dan
sempet kepikiran jangan-jangan daku tergigit chinkungunya
(naudzubillah... jangan deh yaaaa...) dan kadang-kadang serangan tidur
pun tak terelakkan. Hmm.. agak repot juga, karena udah lama hobi
tidur, jadinya bingung, ini karena pengaruh body ato emang keterusan
hobinya? Hi hi hi...

Anyway.. posting ini didedikasikan bagi the OmDongs (I am sure you
know who you are!) My last trip made me decided to write this.

Well, "the OmDongs" punya hobi arisan di Dubai untuk kemudian
diterusin beli tas di Hong Kong. Punya motto "viva de la gombal
gambil". Kebahagiaan terbesar adalah berhasil menciptakan visi dan
misi. Tentang juknis pelaksanaannya? Ah yang penting niatnya dulu....
:D

Looking back, ada yang pengen punya restoran malah jadi balon abdi
negara; yang buru-buru kabur dari kampus buat leyeh-leyeh di rumahnya
(suami-red) malah duduk lagi di hot-seat; yang pengen jadi guru malah
nguli; yang diperkirakan jadi dosen malah masuk sekolah bakulan; yang
cita-citanya careerwoman malah sudah menyempurnakan
ke-perempuanan-nya; dan yang ngakunya homesickness nya sangat tinggi
malah meninggalkan tanah airnya tercinta dan belum kembali. *doeeeng*

Well, as I believe that dreams do come true (pembahasan ttg ini lain
kali aja yak); aku juga percaya kalau manusia itu bisa jadi engga tahu
mana yang terbaik untuknya. So, let the OmDongs be the OmDongs :P

Emm.. (pake nada Irish), agak mengkhawatirkan sebenernya, karena aku
kepengen the half me-s bakalan ngerasain Indonesia yang nyaman. Dimana
orang-orangnya *setidaknya* mencoba untuk menghormati hak orang lain
dan mengerti kewajibannya masing-masing. Dimana ketika mereka membuang
sampah sembarangan itu adalah bentuk kenakalan dan bukanlah hal yang
wajar apalagi normal. Dimana ketika enggak ada orang lihat pun mereka
akan membayar permen yang sudah diambil. (Kampanye Indonesia bebas
korupsi?) Ha ha ha ha.. secara aku ini termasuk dalam the OmDongs,
agak parno juga jadinya. Is it possible? Memulai dari diri sendiri aja
udah cukup rumit (blame the devil in me, when in fact it's my own
fault!); apalagi kalo harus mulai dari orang lain. Jadi inget lagunya
abang-abang westlife... "how can I change the world, when I'm not sure
can change your mind." Proyeksi yang dilihat orang lain sama diri kita
aja bisa lain buanget (inget konsep 4 ruang tahu-tidak tahu-diri
sendiri-orang lain kan?). People followed Joker, said why so serious,
when in fact they are. Terkadang joke dianggap serius dan important
matters dianggap sepele. Don't be misunderstood, will you? But it's
okay to do that. :D

Kalo dilihat keatas, tulisan ini nggak nyambung deh... Kalimat yang
mengikuti menjegal kalimat sebelumnya. Ah... sudahlah...

Ngantuk...

Thursday, March 05, 2009

Penting Nggak Penting

Sedih rasanya waktu denger berita 2 pagi yang lalu tentang kejadian di
negeri tetangga. Makin sedih lagi waktu baca forward-an email di milis
tentang betapa kejadian *semacam* ini bukanlah satu-satunya. Kok cuma
mau sekolah aja segitu susahnya ya? Aku yang 2 kali dapet nilai E dan
dengan suksesnya di transkrip undergrad masih punya nilai D (sampe
waktu lulus, jadi satu-satunya yang punya nilai D di transkrip -->
BANGGA!) aja masih bisa jalan-jalan gratis. Thank you Alloh.

Makin sedih waktu lihat betapa berbedanya dengan waktu yang baru saja
kulewatkan di seberang benua. Nice. Untuk mendapatkan Honors, artinya
kuliah 4 tahun. Kalo kuliah 3 tahun, ya jatahnya bachelor biasa. Ah
embuhlah... sistem di tiap negara berbeda-beda. But, was it worth?

Umm... kejadian ini membuatku lebih menghargai manusia-manusia yang
memilih negara tetangga sebagai medan perangnya. Still, you don't have
to fight your war alone. When it's enuff, it's enuff. Go home. Honors
itu cuma tulisan di ijazah, bukan nilaimu sebagai seorang manusia.
Sorry dab, ijazahmu ra penting! Umm.. walaupun aku nggak boleh bohong
juga, terus terang, aku seringnya lebih gampang enjoy ngobrol sama
para MTs (Master of Traveling) :D

(Ngomong-ngomong, ijazah2 gw kemana ya? Kemaren kayaknya ada di
tumpukan diantara baju dan sepatu.)